Sabtu, 26 Maret 2016

Debat Pangandaran

            Hai Guys... ketemu lagi dengan saya, Fauzan Nu’man dari Garut. Saya sekarang mau cerita pengalaman saya di Pangandaran khususnya dalam lomba yang saya ikuti, yaitu Lomba Debat Pendidikan tingkat Jawa Barat. Karena Debat adalah kegiatan juga lomba yang mengharuskan pelaksananya berwawasan luas. Inilah yang menjadi daya tarik saya, tidak semua orang bisa untuk mengikuti atau melaksanakan kegiatan ini.

            Cerita saya ini semuanya bermula ketika saya berada di kelas X dengan diadakannya penyeleksian di sekolah untuk Lomba Debat Pendidikan. Waktu itu saya gak bisa ikut karena saya sudah terpilih mengikuti Lomba Sajak Sunda tingkat Kabupaten mewakili sekolah. Dari penyeleksian kelas X dan kelas XI, terpilihlah 2 orang laki – laki kelas XI dan 1 orang perempuan kelas X yang merupakan rekan pengurus OSIS dan teman sekelas. Kami pun mengikuti lombanya dan saya menjadi juara IV tk. Kabupaten, rekan saya menjadi juara I tk. Kabupaten. Dia akhirnya berangkat ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi untuk mengikuti lomba tk. Provinsi. Tapi penyelenggaraan Lomba Debat untuk SMK ternyata diluar aturan debat yang telah berlaku,Itu yang diucapkan rekan saya. Sehingga Lomba Debat terkesan agak dipaksakan.

            Satu tahun telah berlalu. Sudah ada info – info penyelenggaraan lomba – lomba yang dilaksanakan tahun kemarin. Termasuk lomba Debat dan lomba Sastra Sunda. Sekarang waktunya pun berbeda, tapi ternyata lomba sajak tidak diperlombakan. Saya pun lebih fokus untuk mengikuti lomba debat, karena dalam lomba sastra sunda saya ditunjuk mengikuti seleksi lomba Aksara Sunda yang ternyata juara ketiga tahun kemarin ada di sekolah saya. Memang tidak ada yang tidak mungkin, tapi kalau hanya diberi waktu 1 malam untuk melancarkan semuanya yang awalnya sama sekali tidak tahu rasanya kesempatan berhasil sangatlah kecil. Saya coba berusaha dan ketika test saya bisa mengisi semua tapi saya masih gagal.

            Lomba Debat, tujuan selanjutnya. Ketika ditanyakan pada guru yang membimbing debat tahun kemarin katanya debat tidak diperlombakan. Ada rasa kecewa karena ini salah satu minat bakat saya dari SMP yang belum dapat mengikuti lombanya sampai kelas XI. Setelah beberapa bulan ternyata Lomba Debat akan dilaksanakan dan alhamdulillah SMKN 2 Garut terpilih kembali menjadi perwakilan Kab. Garut tk. Jawa Barat. Dengan anggota yang terdiri dari 3 orang yaitu saya, Fauzan Nu’man, Sheila Ghustiana dan Salma Nabila yang semuanya itu duduk di kelas yang sama, XI Geologi Pertambangan 2. Sheila adalah rekan kami yang mempunyai pengalaman Lomba Debat di tahun kemarin. Kami berharap agar kejadian tahun kemarin tidak terulang kembali di Lomba Debat Pendidikan SMK. 5 hari setelah terpilihnya kami sebagai perwakilan Kab. Garut, kami mengikuti upacara pelepasan kontingen di Kantor Pemda Garut dipimpin langsung oleh Bupati Garut Bapak H. Rudy Gunawan.
            Setelah melaksanakan upacara, kami pun segera menyiapkan barang – barang untuk pergi ke tempat pelaksanaan Lomba Debat Pendidikan di Pangandaran. Kami berangkat bersama pembimbing naik mobilnya bersama pembimbing dari sekolah lain. Kami berangkat melalui jalur Cilawu, Tasik, Ciamis, Kota Banjar kemudian Pangandaran. Setelah udara agak panas berarti kita sudah semakin dekat dengan laut. Pangandaran, kami tiba disana sore hari dari berangkat sekitar pukul 10 pagi. Kami melaksanakan Shalat Ashar dulu di Mesjid Agung Pangandaran kemudian langsung dibawa ke penginapan yang nama penginapannya saya masih ingat, Penginapan Rahayu. Ternyata banyak pula penginapan Rahayu ini, kalo gak salah saya di penginapan Rahayu 4, satu kamar dengan anak – anak dari Al – Halim dan SMK 3 Garut. Satu kamar itu sudah tersedia 2 tempat tidur yang bawahnya masih bisa dibuka lagi, kemudian AC, TV, Kamar mandi dan meja kursi untuk bersantai.

            Kami sejenak istirahat setelah kami membereskan barang – barang. Beberapa menit setelah istirahat, teman – teman lomba mengajak untuk pergi ke pantai. Kami semua yang sekamar bergegas mengganti baju dan pergi ke pantai. Meski tak lama, tapi sekedar untuk adaptasi lingkungan pantai dan juga sudah lama tak berkunjung ke Pantai Pangandaran jadi kami pergi ke pantai sambil berfoto – foto pemandangan, bahkan ada bule juga jadi kami berfoto bareng sama bule asal prancis ini. Tidak terasa setelah lama kami menikmati suasana pantai di sore hari, Adzan Maghrib pun tiba dan kami bergegas kembali ke penginapan untuk bersiap – siap bertanding esok hari.
            Sepulangnya ke penginapan, kami bersih – bersih dan menunggu intruksi pembimbing. Sekitar pukul 7 malam atau setelah shalat Isa, Pembimbing mengajak untuk ikut Technical Meeting yang lokasinya di SMKN 1 Pangandaran atau SMK Pelayaran. Beberapa pembimbing dan 2 orang peserta salah satunya saya ikut ke SMKN 1 Pangandaran. Perlu sekitar 15 menit untuk sampai lokasi. Ketika kami sampai di depan sekolah, kami disuguhi sebuah tugu yang berbentuk Kapal Laut yang disoroti lampu terang dari bawah dikelilingi oleh kolam berukuran sedang. Kami pun masuk, karena suasana depan gerbang agak gelap, kami tidak menyangka ternyata ada anak – anak yang menyambut setiap tamu yang datang lengkap dengan pakaian khas anak SMK, yaitu pakaian bergaya kemiliteran. Setelah kami masuk dan memarkirkan mobil, kami mengikuti jalannya Technical Meeting Lomba. Hasilnya ada beberapa point yang berbeda dari deskripsi kegiatan yang pertama dikasih. Tapi tak apa karena setiap acara biasanya seperti itu. Selesai Technical Meeting dan mendapatkan informasinya, kami pun bergegas pulang untuk menyiapkan materi lomba.

            Setelah sampai kami langsung memberitahukannya kepada semua peserta lomba karena lomba di Pangandaran ini tidak hanya Debat Pendidikan, tetapi juga ada lomba yang lain. Dari Cerdas Cermat sampai Lomba Akapella pun ada. Kami para peserta Lomba Debat langsung menyiapkan materi sesuai mosi yang akan telah ditentukan panitia. Semuanya bekerja mencari landasan / dasar hukum untuk memperkuat pendapat tentang mosi yang akan diperdebatkan. Dasar hukum yang boleh dipakai seperti ayat – ayat Al – Qur’an, Al – Hadist, Pendapat para ahli, tokoh, Cendekiawan, ilmuan, dan tentunya dasar hukum yang kita pakai di Indonesia seperti UUD 1945, Pancasila dsb. Dasar hukum sangatlah penting untuk sebuah mosi perdebatan, karena ini adalah aturan yang berlaku ataupun juga hasil sebuah penelitian panjang yang perlu dipertimbangkan. Selain dasar hukum, kami juga mencari fakta yang terjadi. Ini adalah bukti yang dapat memperkuat argumen kita ketika Debat. Syarat fakta yang terjadi adalah kejadian yang terjadi secara mengglobal atau secara luas. Bukan seperti fakta yang terjadi di rumah saya atau di daerah saya. Ini tidaklah kuat karena fakta yang terjadi berupa berupa fakta subjektif yang terjadi di tempat si pemberi argument. Fakta yang terjadi yang baik itu yang menjadi permasalahan regional. Lebih baik lagi jika nasional ataupun internasional. Semakin luas dampak dari fakta yang kita angkat maka semakin kuat itu dijadikan contoh sebagai penguat argumen kita.

            Setelah dasar hukum dan fakta nyata, kita mencari kalimat sendiri untuk memperkuat argumen kita. Bisa hal positif yang akan dihasilkan, Dampak negatif yang sedikit atau tidak ada, kelebihan lain dari yang kira – kira bakalan dikeluarkan oleh tim lawan. Dalam Debat pendidikan, kita bukan debat menjatuhkan lawan tetapi debat memperkuat, mempercayakan argument kita kepada audience, dewan juri lebih bagus lagi sampai tim lawan mengakui argument kita itu benar. Maka kita tinggal mengevaluasi pernyataan tim lawan dan menyatakan bahwa tim lawan setuju dengan tim kita. Itu jadi point besar untuk kita.

            Debat biasanya terdiri dari 3 orang yang merupakan pembicara 1 – 3. Pembicara 1 bertugas mengartikan terlebih dahulu mosi yang akan diperdebatkan yang dapat disepakati oleh semua pihak (Pembicara 1 tim Pro), jika pembicara 1 tim kontra lebih penegasan tidak setuju dengan mosi jika pengertian mosi yang dijelaskan pembicara 1 tim Pro dapat disepakati. Jika pengertian mosi tidak disepakati maka pembicara 1 tim Kontra menyanggah dan memberikan penjelasan yang sebenarnya. Pembicara 2 hampir sama dengan pembicara 3, biasanya yang menjelaskan dasar hukum atau fakta ataupun hal lain yang memperkuat argumen tim. Pembicara 3 biasanya ditambah menjelaskan argumen lain atau solusi kenapa tim menyetujui / tidak menyetujui ataupun mengevaluasi setiap kalimat yang keluar dari tim lawan yang bisa menjadi penguat tim kita. Ini tugas yang biasa dipakai tiap pembicara pada kegiatan debat. Aturan Debat di setiap lomba biasanya berbeda – beda. Kita harus beradaptasi dengan aturan yang berlaku. Tapi aturan debat yang sebenarnya yaitu dari P1 Pro (Pembicara 1 tim Pro) ke P1 Kontra ke P2 Pro ke P2 Kontra ke P3 Pro ke P3 Kontra kemudian kesimpulan dari tiap tim.

Struktur argument / statements dalam debat itu biasanya terdiri dari “Pernyataan tim Setuju/ Tidak Setuju > alasan > dasar hukum / yang menguatkan lainnya seperti yang telah dijelaskan > Penegasan pernyataan tim Setuju / Tidak Setuju”. Jadi diawali pernyataan Setuju/ Tidak Setuju kemudian diakhiri dengan pernyataan itu kembali. Tidak terasa saya menjelaskan beberapa materi dalam berdebat. Semoga dapat bermanfaat aamiin.. kita lanjutkan ceritanya.

            Waktu itu saya menyiapkan materi sampai pagi. Saya tidur mungkin beberapa menit sekedar menutup mata. Dan ternyata itu berlebihan dan salah yang mengakibatkan tidak optimal saat pagi. Matahari terbit di langit Pangandaran, tanda kita semua siap bertanding dengan siswa – siswi terpilih di Jawa Barat lainnya. Dan berharap kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan lomba SMK tahun kemarin tidak terulang. Kami bersiap – siap, memakai batik yang rapi dan seragam bersama peserta lainnya dari Kab. Garut dari SD sampai SLTA. Kami sebentar mengikuti acara pembukaan lomba, kemudian pergi menuju lokasi lomba, SMKN 1 Pangandaran. Sampainya disana kami daftar ulang, disana yang kita injak itu pasir, benar – benar masih pasir seperti di pantai tapi tumbuh pohon. Halaman kelas itu pasir meski tidak semua. Setelah sedikit melihat – lihat, kami memasuki kelas yang dijadikan tempat lomba. Kami sekilas membaca materi debat, bagan pertandingan dll. Ternyata dari Garut melawan tuan rumah. Lawan ini bukan yang harus ditakutkan tetapi oknum panitia yang mendukung tuan rumah lah yang perlu diawasi. Jika audience dan semua yang melihat perdebatan kami itu dengan jelas mengetahui argumen mana yang kuat maka itu yang akan menang. Karena kami semua disini pastinya siap menang dan siap kalah.

            Kami tampil sekitar pukul 11 siang. Kami menunggu dan waktunya tiba. Waktu kami tampil berdebat. Saya memilih kocokan untuk memutuskan tim Pro/Kontra kemudian saya kebagian menjadi tim Pro. Setelah itu tim lawan mengambil lagi untuk mosi yang akan diperdebatkan. Ternyata keluar mosi “Dewan ini menolak radikalisme dalam berdakwah”. Dari pihak dewan juri menyimpulkan bahwa tim kami menyetujui radikalisme dan tim lawan menolak radikalisme. Tentunya ini menyalahi aturan yang berlaku karena kita tinggal menggabungkan saja kata – katanya jadi tim kami Pro terhadap dewan ini yang menolak radikalisme dalam berdakwah dan tim lawan kontra terhadap dewan ini yang menolak radikalisme alias setuju radikalisme. Sebenarnya mosi ini terasa berat sebelah karena radikalisme sebenarnya sudah diputuskan dilarang. Setelah beberapa menit saya berdebat dengan dewan juri, akhirnya dewan juri yang lain datang dan menyimpulkan sesuai dengan pendapat saya. Kami pun berdebat dan akhirnya kami menang melawan tuan rumah. Ada satu hal yang fatal dari tim lawan yaitu membandingkan Qur’an dengan UUD yang mana ini sangatlah tidak boleh. Kami berusaha dengan baik dan maksimal, hasil penilaian dari dewan juri ternyata berbeda 1 point. Melihat pertandingan tim kami yang pertama rasanya agak mengecewakan. Karena kami mencurigai dewan juri yang mengundi tim dan mosi sehingga terjadi perdebatan kecil antara saya dengan dewan juri, ini seharusnya dihindari. Kemudian dari nilai yang berbeda 1 point, tentunya ini menambah kecurigaan kami bahwa dewan juri menjadi tidak suka terhadap tim kami. Meski menang tapi hati merasa tidak tenang untuk melanjutkan lomba.

            Setelah bertanding, kami istirahat shalat makan sambil melihat peserta dari Garut lainnya yang sedang bertanding. Setelah itu, kami kembali lagi ke lokasi pertandingan untuk melanjutkan perlombaan. Lawan selanjutnya yaitu Kota Cimahi. Dengan juri yang sama kami langsung saja mengundi mosi tanpa mengundi Pro / Kontra terlebih dahulu. Mengundi mosi pun diambil oleh juri bukan peserta. Dan ternyata yang keluar adalah mosi yang sama “Dewan ini menolak radikalisme dalam berdakwah”. Ini sungguh membunuh karakter peserta khususnya tim kami yang sejak pertandingan pertama hampir terjadi intrik. Salahnya saya waktu itu tidak protes secara kekeh terhadap keputusan itu karena itu merupakan keputusan sepihak. Saya teringat kata – kata dari rekan tim saya, intinya seperti ini “Biarkan mereka menzhalimi kita karena nanti bakalan ada balasannya”. Setelah keputusan itu keluar maka saya tidak banyak protes, kami mengikuti keinginan oknum yang mau menzhalimi kita. Kami berdebat sampai ketika tim lawan mengeluarkan argumen yang fatal yang bisa kami balikan. Sampai tim lawan menangis ketika berdebat. Saya ingat waktu itu, tim lawan yang semuanya perempuan menangis dihadapan semua orang. Pengumuman pun diucapkan, ternyata tim kami kalah. Meski memang kami harus siap menang dan siap kalah jika prosesnya dipaksakan kalah maka tentunya kami tidak mau. Setelah berdebat kami melaporkan kepada pembina. Pembina melaporkan kepada pihak panitia. Hasilnya tidak bisa diganggu gugat, yang lebih menyakitkan waktu itu adalah orang yang menjadi oknum dalam pertandingan kami jelas – jelas mengakui kesalahannya. Ini sungguh merusak moral sebuah pertandingan. Bagaimana Indonesia akan maju jika hal – hal seperti ini terus terjadi di sekitar kita. Ini tanggung jawab kita semua. Jangan biarkan mereka yang berpotensi terabaikan dan terkalahkan oleh mereka yang berpengaruh. Berpengaruh tetapi tidak berpotensi bagaikan tong kosong nyaring bunyinya yang hasilnya sudah pasti dapat ditebak yaitu kemungkinan besar Gagal.



            Akhir dari kegiatan ini, kami bermain sepuasnya di Pangandaran sebagai bentuk mengobati rasa menyesal dicurangi. Saya berharap kecurangan yang terjadi dalam kegiatan ini tidak terulang oleh adik – adik kelas saya. Saya yakin pasti akan bisa !

Rahasia Dunia : Prediksi Nyata Timur Tengah



            Pernahkah kalian berfikir tentang apa yang terjadi dengan Islam di dunia? Pernahkah kalian berfikir kenapa selalu Islam yang disalahkan ketika ada peperangan dunia? Padahal Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur semua aspek kehidupan manusia di muka bumi ini. Kitab suci Al-Qur’an menjadi pedoman hidup manusia dan juga isi dari Al-Qur’an telah terbukti secara ilmiah dan fakta yang terjadi. Kenapa masih saja sekelompok manusia menutup mata akan hal itu dan membuat kerusakan di muka bumi ini dengan mengatasnamakan Islam sebagai dalangnya? Tidakkah kalian tau balasan apa yang akan kalian dapatkan di akhirat nanti? Kali ini tim yours akan mengulas Rahasia Dunia tentang Prediksi Nyata Timur Tengah.
           
            Diantara kalian pasti ada yang mengetahui sosok yang bernama Saddam Husein. Ya, beliau adalah pemimpin di negara Irak yang berpengaruh di dunia. Kenapa tim yours membawa namanya? Itu karena Saddam Husein pernah memberikan pernyataan mengenai apa yang akan terjadi di Timur Tengah sesaat sebelum beliau dihukum mati. Awal dari hukuman itu adalah dibuatnya fitnah besar oleh Amerika Serikat (AS) yang menginvasi Irak dengan kode “Operasi Pembebasan Irak” pada tanggal 19 Maret 2003. Tujuan utamanya adalah untuk melucuti senjata pemusnah masal Irak, yang sampai detik ini tuduhan tersebut tidak kunjung terbukti. Bahkan Tim Inspeksi PBB yang diketuai oleh Hans Blix secara tegas telah menyatakan tidak menemukan bukti bahwa Irak memiliki senjata pemusnah masal. Untuk menjalankan misi ini, pada 18 Februari, AS telah mengirimkan 100.000 pasukan ke Kuwait. Pasukan ini mendapatkan dukungan dari pasukan koalisi yang terdiri dari lebih dari 20 negara dan Syiah Kurdi di Irak Utara.
20110210-201621-pic-102439416

            Operasi Pembebasan Irak, yang sejatinya lebih tepat dikatakan sebagai ‘Operasi Pendudukan Irak’ ini menyisakan banyak sekali kejanggalan. Alasan AS untuk membebaskan rakyat Irak dari kediktatoran Saddam Husein sangat bertentangan dengan fakta di lapangan, di mana nama Saddam Hussein begitu dieluh-eluhkan oleh rakyat Irak, kecuali oleh suku Kurdi di utara Irak, yang berediologi Syiah. Invasi ini tidak lebih dari ketakutan berlebihan AS di bawah kepemimpinan Bush bahwa eksistensi Israel akan terancam jika Irak memiliki senjata atau peralatan tempur yang canggih. Kekhawatiran ini  dipertegas dengan laporan intelijen Bush yang mengatakan bahwa Irak memiliki rudal dengan jarak jangkau 900 kilometer. Padahal setelah dicek langsung oleh Tim Inspeksi PBB, Irak hanya memiliki rudal yang mampu menjangkau sekitar 10 sampai 15 kilometer saja. Hasil laporan PBB inilah yang membuat Saddam Hussein menyatakan kepada dunia, “Mampukah rudal ini menembus Israel? Mampukah mencapai AS?”.

            Akhirnya pada tanggal 9 April 2003, perang AS-Irak dinyatakan telah selesai dengan dikuasainya kota Bagdad oleh AS dan tertangkapnya Saddam Hussein. Saddam ditangkap dalam sebuah operasi bersandi ‘Red Dawn’ (Fajar Merah), yang melibatkan pasukan Divisi Infanteri IV Angkatan Darat AS dan satuan operasi khusus pasukan koalisi. Sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh Komandan Pasukan Koalisi Letnan Jenderal Ricardo Sanchez, data keberadaan Saddam Hussein diperoleh dari hasil penyelidikan intelijen dan keterangan para tahanan.

            Dalam pemerintahan Irak yang baru pasca tumbangnya Saddam Hussein, Hakim Abdul Rauf Abdul Rahman, hakim keturunan Kurdi yang menggantikan Rizgar Amin yang sebelumnya telah mengundurkan diri, menjatuhkan hukuman mati (gantung) kepada mantan presiden Irak Saddam Hussein, dengan tuduhan telah melakukan pembunuhan terhadap 148 orang Syiah di wilayah Dujail. Keputusan ini pun disambut dengan teriakan takbir oleh Saddam Hussein, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Hidup rakyat Irak, hidup umat Islam, hancurlah para penjajah, hancurlah para pengkhianat.”

            Saat ia berada di tiang gantungan, ia masih sempat mengirimkan pesan kepada para pemimpin Arab, “Amerika akan menggantung saya, dan kalian akan digantung oleh rakyat kalian sendiri. Saya hanya ingin umat ini dapat mengangkat kepalanya dan tidak tertunduk kepada Zionis. Untuk dapat menjadi pemimpin maka rakyat yang anda pimpin harus percaya bahwa anda adalah orang yang adil meskipun anda bersikap keras jika memang kondisi mengharuskan demikian. Jagalah rahasia orang, jangan ceritakan kepada orang lain, atau menggunakan rahasia seorang sahabat untuk menjatuhkannya. Percayalah kepada mereka yang tidak ragu untuk melakukan tugas-tugas berat yang seakan tampak di luar batas kemampuan mereka. Jangan memilih mereka yang hanya mau menjalankan tugas-tugas ringan di bawah kemampuan asli mereka.”

            Kemudian Saddam Hussein melanjutkan, “Saya benar-benar menentang Zionis dan Amerika. Akan tetapi kesalahan saya adalah karena tidak begitu memahami pergerakan Islam dan persatuan antar kelompok-kelompok Islam, sebagaimana umat Islam juga tidak begitu memahami saya dan keinginan saya untuk merealisasikan proyek Islam yang sangat besar. Namun saat ini saya telah memahami hal itu, meskipun sudah terlambat, bahwa merekalah (umat Islam) satu-satunya yang mampu membungkam proyek Zionis, seandainya mereka benar-benar diberi kesempatan dan infrastruktur pendukungnya. Penyesalan selalu datang di akhir.”

            Pernyataan Saddam Hussein bahwa para pemimpin Arab akan digantung (dibunuh, diperangi) oleh rakyatnya sendiri telah terbukti sejak tahun 2011, 8 tahun setelah invansi Amerika ke Irak tahun 2003. Api revolusi yang terjadi di Timur Tengah (Arab) yang lebih dikenal dengan sebutan ‘ar-Rabi’ al-Arabi’ (Arab Spring) telah berhasil menumbangkan para pemimpin Arab yang dianggap diktator, sebagaimana terjadi di Tunisia, Libya, Mesir, dan terakhir Suriah yang tidak kunjung usai. Saddam mengerti betul bagaimana siasat dan konspirasi Amerika dalam memecah-belah dunia Arab khususnya, dan dunia Islam secara umum, demi mengamankan hegemoninya di bidang politik, sosial, dan ekonomi.

            Setelah banyak fitnah yang dilancarkan kaum zionis dan sekutunya, kini pernahkah kalian berfikir tentang ISIS? Ya, organisasi radikal yang mengatasnamakan Islam ini muncul yang membuat Islam semakin terpurug di mata dunia. Lalu apa hubungannya dengan pernyataan Saddam Husein? Entah ini kebetulan belaka ataupun memang benar adanya bahwa ISIS muncul di negara – negara yang secara sengaja oleh Amerika di buatkan fitnah sebelumnya. Irak dan Suriah, dimana Irak adalah pintu awal Amerika melancarkan fitnahnya dan Suriah adalah negara yang bisa dipakai sebagai landasan kepercayaan umat islam yang terpedaya oleh ISIS. Karena sesuai dengan hadist Nabi bahwa di akhir zaman nanti Islam akan berjaya dan bermula di tanah syam atau secara geografis berada di Suriah. Ini semua menguatkan bahwa ISIS memang bentukan Amerika untuk melakukan fitnah besarnya terhadap Islam sehingga Islam dipandang buruk dimata dunia. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?

            Dengan buruknya Islam di mata dunia, maka setiap kerusakan ataupun penyerangan yang dilakukan di dunia akan dengan mudah menyalahkan Islam sebagai otaknya. Kita sebagai warga biasa akan lebih sulit dalam membedakan berita fakta dengan berita yang dibuat seakan – akan fakta. Pemberitaan global dapat mengubah pikiran warga dunia. Selain itu, media lain seperti film, games, gadget dan semua hal yang kita pakai menambah kepercayaan warga dunia. Kita sudah sangat sering menonton film dengan pahlawannya dari Amerika yang melawan musuh teroris. Kita sudah sangat sering bermain games dengan Amerika sebagai tentara terkuat, terbaik yang dapat menumpas semua musuh. Dan yang lebih ironis lagi adalah ketika kehidupan kita sudah tidak bisa terlepas dari mereka yang dapat membuat fitnah dengan leluasa. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika semua ini benar ada disekitar kita? Penulis hanya bisa memberikan saran agar kita tetap berpegang teguh terhadap kitab suci Al-Qur’an sebagai kitab pedoman kehidupan manusia dan janganlah cepat percaya dengan semua informasi yang diberikan termasuk info ini, tetapi kalian semua harus dapat mencari tahu kebenarannya.

Daftar Pustaka | (YM) Yes Muslim !

Rabu, 10 Februari 2016

MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER



FAUZAN NU’MAN
SMKN 2 GARUT

RINGKASAN
Essai ini akan menjelaskan paparan penulis tentang keterkaitan antara UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan melaksanakan wajib organisasi atau ekstrakulikuler di setiap sekolah, yang merupakan usaha sadar dan terencana yang dilaksanakan pemerintah untuk memberikan pembekalan dan motivasi yang lebih dalam mengembangkan potensi siswa agar lebih kritis untuk menjadikan siswa sebagai komponen penggerak dalam perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, Penulis juga memberikan penjelasan supaya pemerintah melaksanakan pemerataan sistem pendidikan karena pemerintah telah menyalahi tujuan UU No. 20 Tahun 2003 antara SMA dan SMK yang terjadi ketimpangan sistem pendidikan, seperti di SMA mempelajari Fisika selama 6 Semester tetapi di SMK hanya 2 semester saja karena difokuskan untuk bekerja. Tetapi, secara tidak langsung siswa SMK pun dituntut untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena fasilitas di SMK tidak semuanya kumplit sehingga menghambat siswa untuk kompeten dibidangnya. Masalah yang akan terjadi adalah siswa SMK akan tergeser oleh siswa SMA yang notabene lebih difokuskan dan siap untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Diikuti juga oleh tuntutan zaman yang membuat persaingan lebih tinggi sehingga jika kita tidak mempertinggi kualitas diri maka akan terkalahkan oleh bangsa lain. Inilah yang ditakuti oleh semua bangsa dalam perkembangan zaman, untuk menghadapinya maka kita harus Mewujudkan Pendidikan Berkarakter.

ISI ESSAY

Dengan Berpedoman pada UU No.20 Tahun 2003 yang oleh penulis susun tiga pikiran utamanya yaitu (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Pedagog asal Jerman, FW Foester (1869 – 1966), dia mencetuskan pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis spiritual. Tujuan pendidikan bagi Foester adalah pembentukan karakter. Karakter adalah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter jadi identitas yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari kematangan karakter inilah kualitas pribadi diukur. Dengan penjelasan tadi, maka dapat kita simpulkan bahwa “Pendidikan menjadi pembentukan dan perkembangan karakter”. Kemudian apa yang kurang dari pendidikan di Indonesia? Penulis akan menjawab pertanyaan itu dengan point masalah yang akan penulis kembangkan, yaitu Pendidikan di Indonesia menjadikan manusia sebagai komponen pendukung dan sistem pendidikan antara SMA dan SMK yang tidak merata.

Masalah yang pertama yaitu Pendidikan di Indonesia menjadikan manusia sebagai komponen pendukung. Maksudnya pendidikan di Indonesia saat ini kebanyakan berjalan dengan menjadikan masyarakatnya hanya menjadi komponen pelengkap dalam kemajuan dunia. Banyak diantara kita yang tidak mempunyai motivasi lebih untuk menjadi komponen penggerak atau pelopor dalam perkembangan dan kemajuan bangsa diantara banyak bidang yang berkembang. Penyebabnya karena pendidikan kita berjalan dengan tidak seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dengan belajar yang merasa (afektif). Kemudian akan terjadi disintegrasi, karena belajar tidak hanya berpikir tetapi dalam belajar seseorang akan melakukan kegiatan lain seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, mengkritisi dan sebagainya. Jika belajar tidak seimbang dampaknya lembaga pendidikan akan menghasilkan “manusia robot” dengan kualitas tertentu sesuai tuntutan pasar, dan kenyataan ini justru disambut dengan antusias oleh banyak pihak terutama lembaga pendidikan. Ini bukanlah hakikat manusia yang sebenarnya sebagai makhluk hidup paling mulia di muka bumi ini. Lembaga pendidikan seharusnya mewujudkan tujuan dari pendidikan, yaitu pembentukan karakter. Dengan tujuan penulis membuat essai ini untuk memberi pesan dari penulis agar point mewujudkan pendidikan berkarakter tersampaikan, penulis memberikan solusi agar dalam pendidikan di Indonesia menerapkan wajib organisasi atau ekstrakulikuler untuk menyeimbangkan proses pendidikan antara belajar yang berpikir (kognitif) dengan belajar yang merasa (afektif). Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah, siswa akan dilatih dan dididik soft skill, diberikan motivasi lebih, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan nantinya akan lebih siap untuk menghadapi kehidupan nyata setelah lulus sekolah. Ini semua sudah dibuktikan oleh orang-orang sukses yang ternyata tidak terlepas dari organisasi dan ekstrakulikuler pada masa proses pendidikannya. Kemudian tuntutan dunia kerja pada abad ini yang diminta adalah kemampuan untuk bekerja sama, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan untuk mengarahkan diri, berpikir kritis, menguasai teknologi serta mampu berkomunikasi dengan efektif. Tentunya ini sangat berbanding lurus dengan yang akan siswa dapatkan ketika mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler. Maka sudah tidak diragukan lagi bahwa wajib organisasi atau ekstrakulikuler adalah solusi yang tepat untuk menjadikan masyarakat kita sebagai masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Selanjutnya masalah sistem pendidikan, penulis akan lebih berfokus pada pemerataan sistem pendidikan antara SMA dan SMK agar tujuan penulis dapat terlaksana dan efektif. Visi SMK adalah menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil, produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja. Sedangkan Visi SMA adalah meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu bersaing mendapatkan perguruan tinggi favorit. Sehingga dari visi tersebut pasti akan mempengaruhi cara sekolah mendidik siswanya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kemajuan dirinya juga bangsa dan negara. Maka Pemerintah sudah seharusnya menyusun sistem pendidikan yang membuat semua peserta didik dapat dengan mudah mengembangkan potensi dirinya. Siswa SMA dan SMK diberikan materi yang timpang tetapi test dan materi di perguruan tinggi lebih mengacu pada materi SMA, kendati siswa SMK mempunyai kelebihan dalam bidang jurusannya tetapi siswa SMK akan lebih kesulitan dalam mengimbangi materi di perguruan tinggi dan secara tidak langsung pemerintah sudah memberatkan peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dengan melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Penulis mencontohkan dengan materi Fisika yang dipelajari SMA selama 6 semester, tetapi di SMK hanya 2 semester saja. Tentunya ketimpangan ini sangat jauh. Apalagi ditambah dengan persoalan SMK yang tidak semua sekolah dapat memenuhi kebutuhan jurusannya seperti kebutuhan praktek dan guru yang kompeten di bidangnya. Ini menuntut siswa SMK untuk mengembangkan potensi dirinya dengan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Ini juga sejalan dengan program pemerintah dengan diberlakukannya UKT (Uang Kuliah Tunggal) dengan harapan memperingan beban semua peserta didik untuk dapat melanjutkan kuliah khususnya di PTN.

Dengan persoalan yang telah penulis jelaskan tentang pemerataan sistem pendidikan, penulis mempunyai solusi agar pemerintah meratakan materi yang diberikan kepada SMK dan SMA agar mempunyai kesempatan yang sama untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Seperti halnya MA yang berfokus pada keagamaan tetapi tetap menyesuaikan pelajaran umumnya, jadi jika SMA memiliki mata pelajaran yang detail dan ekstrakulikuler yang banyak maka SMK memiliki mata pelajaran yang detail dan jurusan yang banyak pula. Inilah pemerataan sistem pendidikan. Hasilnya ketika siswa SMK melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka pun tidak akan mengalami kesulitan untuk mengimbangi pelajaran yang didapatkan di perguruan tinggi, bahkan dapat bersaing dengan siswa SMA yang mana lebih difokuskan untuk kuliah.

Maka dari itu, penulis mengharapkan dengan dilaksanakannya wajib organisasi atau ekstrakulikuler dibarengi dengan dilaksanakannya pemerataan sistem pendidikan antara SMA dan SMK, dapat mewujudkan generasi Indonesia emas serta berkarakter dari sekarang dan tahun - tahun selanjutnya, mari Mewujudkan Pendidikan Berkarakter.

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
-          UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Cerita di Surakarta



            Perkenalkan nama saya Fauzan Nu’man dan saya adalah seorang remaja yang tumbuh di kota kecil Garut. Saya akan menceritakan tentang pengalaman saya selama di Surakarta, yang merupakan salah satu kota yang ingin saya kunjungi.

Surakarta adalah sebuah kota madya yang sering disebut dengan nama Solo atau Sala, yang merupakan wilayah otonom dengan status kota dibawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Surakarta memiliki penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatannya 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti, pada tahun 1755. Itu sekilas tentang Kota Surakarta yang mempunyai semboyan Mulat Sarira Angrasa Wani yang berarti “Introspeksi diri, merasa berani”.

            Entah apa yang membuat Kota Surakarta ini menjadi salah satu dari beberapa kota di Indonesia yang ingin saya kunjungi. Apalagi setelah dipimpin Jokowi, Kota Surakarta menjadi lebih terkenal. Ada satu pertanyaan tentang Kota Surakarta yang belum mendapatkan jawaban yang memuaskan, yaitu apa perbedaan antara Surakarta dengan Solo? Menurut penduduk disana, Surakarta itu adalah nama yang resmi dari pemerintah dan Solo adalah nama lain dari Surakarta. Ada juga yang berpendapat bahwa Solo adalah sebutan Kota nya dan Surakarta adalah nama keratin yang berada disana. Tapi sampai saat ini saya belum mendapatkan jawaban yang pasti tentang itu. Solo itu nama yang pertama saya kenal, dan mimpi untuk berkunjung ke Solo baru dapat terwujud setelah saya mendapatkan juara 3 Lomba Essay Nasional BioFest Himabio UNS Surakarta. Itu terjadi ketika saya duduk dibangku kelas XII.

            Perjuangan untuk dapat mewujudkan itu tidaklah mudah. Saya baru mengetahui bakat saya membuat essay ketika saya berada di kelas XII. Ini sangatlah telat karena tidak lama lagi saya meninggalkan bangku SLTA. Tapi, menurut pepatah “untuk sukses tidak ada kata terlambat”. Essay yang saya buat pertama kali adalah essay untuk mengikuti Parlemen Remaja UI yang pada waktu itu saya sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Bandung. Disana saya tidak lolos, tetapi ada yang memberikan draft hasil penilaian yang ternyata saya berada di peringkat 7 se-Jawa Barat dan yang membuat saya tidak lolos itu dari penilaian CV yang kecil karena penilaian hasil essay saya ternyata besar. Disanalah saya menjadi percaya diri sehingga saya lolos seleksi Jambore Pelajar Teladan Bangsa, Mendapatkan juara 3 lomba Essay Nasional BioFest Himabio UNS. Alhamdulillah...

            Balik lagi ke cerita. Saat itu, ketika saya mendapatkan pengumuman dari panitia Lomba Essay, saya sangat senang sekali. Karena yang terpikirkan itu soal berangkat ke Solo. Hhaha... hadiahnya juga sih, kebetulan juga waktu itu saya baru menjual Double Pedal sehingga saya mempunyai uang untuk persiapan pergi kesana. Saya pun langsung memberitahu ke pihak sekolah dan sekolah pun mendukung dengan akan mengganti semua biaya yang dikeluarkan ketika pergi kesana.

Tanggal 25 November 2015, adalah tanggal dimana saya berangkat ke Solo dengan ayah. Dari pihak sekolah tidak bisa mendampingi sehingga ayah sayalah yang pergi mendampingi saya ke Solo. Ini hadiah yang kedua untuk keluarga saya, karena saya dapat mengajak ayah saya ke Solo. Hari sabtu siang, kami berangkat dulu ke Tasikmalaya, karena di Garut belum ada bis yang tujuannya langsung ke Solo. Di Tasikmalaya kami langsung menuju pool dari salah satu bis terkenal yang pemiliknya asli orang Tasikmalaya. Di perjalanan pun banyak pelajaran – pelajaran yang sebelumnya belum kami ketahui. Kami bertemu dengan orang Jakarta, mengobrol tentang Tasikmalaya, tentang Bus yang kami tumpangi dll. Kami membeli tiket bus Tasik – Solo seharga Rp. 110.000,- yang berangkat pukul 18.00 atau pas maghrib. Kami menunggu beberapa jam sambil mengobrol dengan orang jakarta yang akan pulang ke daerahnya. Kami asik mengobrol sampai waktu pemberangkatan pun tiba. Saya dan ayah saya pergi turun dan bergegas naik bis jurusan Tasik – Solo. Ini mungkin pengalaman saya yang pertama bisa mengajak ayah pergi ke luar kota karena prestasi yang saya dapatkan.

Waktu menunjukkan pukul 18.00 dan bis pun berangkat. Dengan mengucapkan basmallah semoga diberi kelancaran dan keselamatan sampai pulang kembali ke Garut. Teringat teman – teman pengurus IPO Garut yang sekarang sedang persiapan melaksanakan Festival Pelajar Kab. Garut. Saya mengorbankan acara Festival Pelajar demi impian saya yang dari SMP ini pergi berkunjung ke Solo sekaligus menerima penyerahan piala lomba essay. Padahal saya juga di IPO Garut sebagai Ketua Umum dan akan memberikan sambutan. Tetapi saya buat solusi lain yaitu dengan membuat Pidato Perwakilan Ketua Umum yang diwakili oleh Wakil Ketua 1 IPO Garut, yaitu kang Yasin. BTW IPO Garut itu adalah singkatan dari Ikatan Pengurus OSIS Garut yang mana menjadi wadah bagi para pengurus OSIS untuk mengembangkan, memotivasi, memfasilitasi, membantu dan mengusahakan supaya pelajar Garut menjadi pelajar yang terbaik dan berkualitas. Balik lagi ke cerita guys, Perjalanan menggunakan bis dari Tasik menuju Solo itu ditempuh kurang lebih selama 10 Jam. Selama 10 jam itu saya lebih banyak melihat keindahan malam hari kabupaten/ kota yang terlewat oleh bis. Dari Tasik bis menuju Ciamis, kemudian Kota Banjar, setelah itu bis memasuki wilayah Jawa Tengah yaitu masuk wilayah Cilacap kemudian Kebumen. di daerah ini penumpang bis hampir semua tidur hingga kita gak terasa sudah sampai di Yogyakarta.

Yogyakarta, salah satu kota yang ingin saya kunjungi. Selain dari candi yang ada disana, tetapi juga adat budaya keraton yang ingin saya lihat. Ini merupakan budaya kita, salah satu dari sekian banyak budaya yang kita miliki. Setelah yogyakarta, bis kami mulai memasuki wilayah Solo. Kami pun sampai di Terminal Tirtonadi dengan selamat pada pukul 4 pagi. Setibanya disana, ternyata daerahnya agak panas. Meski panas, yang saya kagumi yaitu Terminal Tirtonadi itu seperti bandara. Bersih, rapi dan ber-AC pula. Bahkan saya melihat penumpang yang menggunakan colokan listrik untuk mencharge handphonenya sambil tidur – tiduran di lantai. Penduduk disana pun ramah – ramah. Mereka menawari jasa ojeg, taksi ataupun becak dengan sopan dan tidak ada paksaan, bahkan jika ingin naik jasa yang lain, kita diberitahu lokasinya. Setelah istirahat beberapa menit, kami pun menanyakan lokasi UNS kepada tukang becak, ojeg dan petugas di terminal. Ada seorang tukang becak yang sudah paruh baya menawari jasanya kepada kami. Kami agak kasihan melihatnya karena takut tidak kuat membawa kami ke kampus UNS. Setelah bertanya – tanya pada yang lain, kami pun akhirnya memakai becak bapak – bapak yang tadi. Bapak itu memberikan tarif Rp. 40.000 ,- berdua untuk sampai ke kampus UNS. Kami pun berangkat, dan melihat becaknya ternyata unik seperti becak dari China dan atasnya membundar. Kami naik becak bapak tadi sambil melihat – lihat indahnya Kota Solo di pagi hari. Sampai pada jalan yang menanjak, bapak tukang becak memohon untuk turun dulu sebentar. Saya pun turun sambil membantu bapak tukang becak mendorong becaknya. Setelah tanjakan selesai saya pun naik kembali dan tidak lama sampai di gerbang depan kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kami membayar lebih bapak becak tadi karena kebaikannya dalam melayani penumpang. Meski tidak banyak tetapi cukuplah untuk menambah penghasilan.

Setelah sampai di gerbang depan kampus UNS, kami melihat – lihat dan berfoto untuk dokumentasi dan eksis juga hhehe.. Kami pun masuk ke dalam kampus, dan ternyata disana setiap hari minggu selalu ada acara – acara olahraga warga sekitar seperti senam, lari pagi, acoustican dan banyak juga yang berjualan. Tidak hanya itu, mata kami tertarik oleh para anggota MenWa UNS yang baru datang untuk mengikuti latihan. Kebetulan waktu itu, Handphone kami sudah kritis baterai, sehingga kami pun mencoba bertanya ke para anggota MenWa dimana tempat untuk mencharger. Mereka berpakaian seperti halnya tentara lengkap dengan baret merahnya. Mereka berpostur tegap dan berucap tegas baik perempuan dan laki - laki. Mereka pun menunjukkan ke salah satu tempat yang tersedia colokan listrik serta meja dari beton. Kami mencharger HP kami disana sambil beristirahat dan sarapan dengan telur rebus serta makanan lain yang sudah disiapkan. Ternyata sebagian makanan ada yang telah basi dan terpaksa kami buang. Setelah mencharger HP dan beristirahat, saya langsung menghubungi pihak panitia. Mungkin panitia gak enak dengan kami yang jauh – jauh dari garut mengambil piala dan hadiah ke Solo. Tapi selain itu, kami pergi ke Solo untuk berkunjung ke Kota yang saya impikan untuk dikunjungi ketika SMP ini.

Panita memberi balasan kalau acaranya dilaksanakan pukul 4 Sore di Gor Stadion Manahan Solo. Kami agak kaget mengetahuinya, karena kami kemungkinan pukul 4 sore itu pulang kembali. Kami menanyakan ke mahasiswa UNS lokasi Gor Stadion Manahan Solo. Ternyata jauh, kami pun memberitahukannya ke panitia kalau kami ingin bisa terbawa sekarang hadiah dari lomba ini untuk diberikan ke sekolah pada Upacara hari senin. Panitia pun menolak dan memberi pilihan jika mau kebawa hadiahnya harus mengikuti dulu acara atau tunggu setelah acara penyerahan piala selesai. Kami pun terpaksa harus mengikuti acara yang dilaksanakan pukul 4 sore itu. Panitia pun ternyata berusaha mencari solusi yaitu mereka bersedia menjemput kami ke kampus untuk pergi ke Gor Stadion Manahan Solo. Kami pun jalan – jalan mengitari kampus UNS sampai pukul 12 siang pihak panitia memberitahukan mau menjemput kami. Kami pun kembali ke gerbang utama UNS. Sambil menunggu, kami mencoba baso solo yang asli dari orang Solo. Ketika mereka tahu kalau kami dari Garut, mereka terheran – heran dan melihat kami seperti artis hhaha.. Agak langka mungkin. Tidak lama, panitia pun datang dengan membawa 3 motor yang dipakai masing – masing 1 orang. Awalnya kami bingung maksud dari panitia, tapi ternyata kami diberikan 1 motor untuk dipake memesan tiket kereta api di Stasiun Balapan. Ternyata tiket habis, kami pun langsung ke Terminal Tirtonadi dan ternyata tiket bus yang kami tumpangi sebelumnya jadwal keberangkatan terakhirnya itu pukul 5 sore. Kami pun tidak jadi membeli dan memilih mengikuti dulu acara. Ternyata benar lokasi Gor Stadion Manahan itu lumayan jauh. Kami sampai disana pukul 3 sore dan para panitia serta peserta sedang check sound. Kami disambut baik pihak panitia. Kami ditempatkan di ruangan khusus untuk peserta. Datang dari pihak panitia dari seksi acara Essay sampai ketua pelaksananya. Kami berbincang – bincang tentang Solo, tentang latar belakang panitia dan juga tentang acara. Satu hal yang saya tidak ketahui sebelumnya, yaitu lomba Essay ini ternyata pesertanya itu Siswa – siswi SLTA dan para Mahasiswa. Panitia memberitahukan kalau juara 1 Essay yaitu mahasiswa ITS Surabaya, kemudian juara 2 Essay dari Mahasiswa UNS yang baru lulus, dan yang ketiga saya sebagai siswa SMK di Garut.

Meski yang kami ekspektasikan disana tidak sesuai harapan tapi ada motivasi besar untuk saya khususnya yang dapat bersaing dengan mahasiswa dan pelajar lain se-Nasional. Kami menunggu acara dimulai dengan mengobrol dengan orang – orang sana. Kami mengobrol tentang Solo, tentang Stadion sampai pemilihan presiden yang mana Jokowi berawal dari walikota Solo. Waktu menunjukkan pukul 6 sore dan kami shalat serta makan. Acara sudah dimualai, panitia mencari saya dan ayah saya agar bergegas masuk lokasi acara. Ketika masuk saya salut dengan kegiatannya yang menyediakan Panggung yang cukup besar, Sound System bahkan band dari luar kota. Tapi sayangnya mungkin karena tiket masuk yang agak mahal dan informasi acara yang kurang menyebar sehingga penonton yang hadir tidak sampai memenuhi setengah Gor Stadion Manahan. Kami masuk gedung dan ditunjukkan kursi untuk peserta yang menang. Ada beberapa orang yang duduk di wilayah tempat duduk kami. Acara penyerahan pun tiba. Saya disuruh siap – siap dibelakang panggung dan saya pun dipanggil dan naik panggung. Baru kali ini rasanya mendapatkan piala di tanah luar Jawa Barat. Saya menerima piala dan hadiah dan kembali ke tempat duduk.

Alhamdulillah piala sudah dipegang dan dari pihak panitia mengisyaratkan mau mengantar ke Terminal Tirtonadi. Beberapa saat, kami disuruh turun dan bergegas pergi ke Terminal Tirtonadi. Ternyata diluar hujan deras, tetapi panitia telah menyiapkan jas hujan untuk kami. Kami pun berangkat ke Terminal Tirtonadi. Ternyata masih ada tiket bis menuju Tasik tapi bis yang kami tumpangi berbeda. Tak apalah asalkan sampai kembali pulang ke Garut. Itulah pengalaman ketika berkunjung ke Surakarta. Kami mendapatkan sambutan yang baik dari pihak panitia, warga Solo juga ramah kepada pendatang. Semoga tali silaturahmi kita tidak hanya sampai disini, tetapi semoga ini menjadi awal dari silaturahmi kita dan tetap berjalan terus. Jika mau berkunjung ke Garut, kami pun akan berusaha untuk memberikan sambutan yang terbaik.