Hai Guys... ketemu lagi dengan saya, Fauzan Nu’man dari
Garut. Saya sekarang mau cerita pengalaman saya di Pangandaran khususnya dalam
lomba yang saya ikuti, yaitu Lomba Debat Pendidikan tingkat Jawa Barat. Karena
Debat adalah kegiatan juga lomba yang mengharuskan pelaksananya berwawasan
luas. Inilah yang menjadi daya tarik saya, tidak semua orang bisa untuk
mengikuti atau melaksanakan kegiatan ini.
Cerita saya ini semuanya bermula ketika saya berada di
kelas X dengan diadakannya penyeleksian di sekolah untuk Lomba Debat
Pendidikan. Waktu itu saya gak bisa ikut karena saya sudah terpilih mengikuti
Lomba Sajak Sunda tingkat Kabupaten mewakili sekolah. Dari penyeleksian kelas X
dan kelas XI, terpilihlah 2 orang laki – laki kelas XI dan 1 orang perempuan
kelas X yang merupakan rekan pengurus OSIS dan teman sekelas. Kami pun
mengikuti lombanya dan saya menjadi juara IV tk. Kabupaten, rekan saya menjadi
juara I tk. Kabupaten. Dia akhirnya berangkat ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi untuk
mengikuti lomba tk. Provinsi. Tapi penyelenggaraan Lomba Debat untuk SMK
ternyata diluar aturan debat yang telah berlaku,Itu yang diucapkan rekan saya.
Sehingga Lomba Debat terkesan agak dipaksakan.
Satu tahun telah berlalu. Sudah ada info – info
penyelenggaraan lomba – lomba yang dilaksanakan tahun kemarin. Termasuk lomba
Debat dan lomba Sastra Sunda. Sekarang waktunya pun berbeda, tapi ternyata
lomba sajak tidak diperlombakan. Saya pun lebih fokus untuk mengikuti lomba
debat, karena dalam lomba sastra sunda saya ditunjuk mengikuti seleksi lomba
Aksara Sunda yang ternyata juara ketiga tahun kemarin ada di sekolah saya.
Memang tidak ada yang tidak mungkin, tapi kalau hanya diberi waktu 1 malam
untuk melancarkan semuanya yang awalnya sama sekali tidak tahu rasanya
kesempatan berhasil sangatlah kecil. Saya coba berusaha dan ketika test saya
bisa mengisi semua tapi saya masih gagal.
Lomba Debat, tujuan selanjutnya. Ketika ditanyakan pada
guru yang membimbing debat tahun kemarin katanya debat tidak diperlombakan. Ada
rasa kecewa karena ini salah satu minat bakat saya dari SMP yang belum dapat
mengikuti lombanya sampai kelas XI. Setelah beberapa bulan ternyata Lomba Debat
akan dilaksanakan dan alhamdulillah SMKN 2 Garut terpilih kembali menjadi
perwakilan Kab. Garut tk. Jawa Barat. Dengan anggota yang terdiri dari 3 orang
yaitu saya, Fauzan Nu’man, Sheila Ghustiana dan Salma Nabila yang semuanya itu
duduk di kelas yang sama, XI Geologi Pertambangan 2. Sheila adalah rekan kami
yang mempunyai pengalaman Lomba Debat di tahun kemarin. Kami berharap agar
kejadian tahun kemarin tidak terulang kembali di Lomba Debat Pendidikan SMK. 5
hari setelah terpilihnya kami sebagai perwakilan Kab. Garut, kami mengikuti
upacara pelepasan kontingen di Kantor Pemda Garut dipimpin langsung oleh Bupati
Garut Bapak H. Rudy Gunawan.
Setelah melaksanakan upacara, kami
pun segera menyiapkan barang – barang untuk pergi ke tempat pelaksanaan Lomba
Debat Pendidikan di Pangandaran. Kami berangkat bersama pembimbing naik
mobilnya bersama pembimbing dari sekolah lain. Kami berangkat melalui jalur
Cilawu, Tasik, Ciamis, Kota Banjar kemudian Pangandaran. Setelah udara agak
panas berarti kita sudah semakin dekat dengan laut. Pangandaran, kami tiba
disana sore hari dari berangkat sekitar pukul 10 pagi. Kami melaksanakan Shalat
Ashar dulu di Mesjid Agung Pangandaran kemudian langsung dibawa ke penginapan
yang nama penginapannya saya masih ingat, Penginapan Rahayu. Ternyata banyak
pula penginapan Rahayu ini, kalo gak salah saya di penginapan Rahayu 4, satu
kamar dengan anak – anak dari Al – Halim dan SMK 3 Garut. Satu kamar itu sudah
tersedia 2 tempat tidur yang bawahnya masih bisa dibuka lagi, kemudian AC, TV,
Kamar mandi dan meja kursi untuk bersantai.
Kami sejenak istirahat setelah kami membereskan barang –
barang. Beberapa menit setelah istirahat, teman – teman lomba mengajak untuk
pergi ke pantai. Kami semua yang sekamar bergegas mengganti baju dan pergi ke
pantai. Meski tak lama, tapi sekedar untuk adaptasi lingkungan pantai dan juga
sudah lama tak berkunjung ke Pantai Pangandaran jadi kami pergi ke pantai
sambil berfoto – foto pemandangan, bahkan ada bule juga jadi kami berfoto bareng
sama bule asal prancis ini. Tidak terasa setelah lama kami menikmati suasana
pantai di sore hari, Adzan Maghrib pun tiba dan kami bergegas kembali ke
penginapan untuk bersiap – siap bertanding esok hari.
Sepulangnya ke penginapan, kami
bersih – bersih dan menunggu intruksi pembimbing. Sekitar pukul 7 malam atau
setelah shalat Isa, Pembimbing mengajak untuk ikut Technical Meeting yang
lokasinya di SMKN 1 Pangandaran atau SMK Pelayaran. Beberapa pembimbing dan 2
orang peserta salah satunya saya ikut ke SMKN 1 Pangandaran. Perlu sekitar 15
menit untuk sampai lokasi. Ketika kami sampai di depan sekolah, kami disuguhi
sebuah tugu yang berbentuk Kapal Laut yang disoroti lampu terang dari bawah
dikelilingi oleh kolam berukuran sedang. Kami pun masuk, karena suasana depan
gerbang agak gelap, kami tidak menyangka ternyata ada anak – anak yang
menyambut setiap tamu yang datang lengkap dengan pakaian khas anak SMK, yaitu
pakaian bergaya kemiliteran. Setelah kami masuk dan memarkirkan mobil, kami
mengikuti jalannya Technical Meeting Lomba. Hasilnya ada beberapa point yang
berbeda dari deskripsi kegiatan yang pertama dikasih. Tapi tak apa karena
setiap acara biasanya seperti itu. Selesai Technical Meeting dan mendapatkan
informasinya, kami pun bergegas pulang untuk menyiapkan materi lomba.
Setelah sampai kami langsung memberitahukannya kepada
semua peserta lomba karena lomba di Pangandaran ini tidak hanya Debat
Pendidikan, tetapi juga ada lomba yang lain. Dari Cerdas Cermat sampai Lomba
Akapella pun ada. Kami para peserta Lomba Debat langsung menyiapkan materi
sesuai mosi yang akan telah ditentukan panitia. Semuanya bekerja mencari
landasan / dasar hukum untuk memperkuat pendapat tentang mosi yang akan
diperdebatkan. Dasar hukum yang boleh dipakai seperti ayat – ayat Al – Qur’an,
Al – Hadist, Pendapat para ahli, tokoh, Cendekiawan, ilmuan, dan tentunya dasar
hukum yang kita pakai di Indonesia seperti UUD 1945, Pancasila dsb. Dasar hukum
sangatlah penting untuk sebuah mosi perdebatan, karena ini adalah aturan yang
berlaku ataupun juga hasil sebuah penelitian panjang yang perlu
dipertimbangkan. Selain dasar hukum, kami juga mencari fakta yang terjadi. Ini
adalah bukti yang dapat memperkuat argumen kita ketika Debat. Syarat fakta yang
terjadi adalah kejadian yang terjadi secara mengglobal atau secara luas. Bukan
seperti fakta yang terjadi di rumah saya atau di daerah saya. Ini tidaklah kuat
karena fakta yang terjadi berupa berupa fakta subjektif yang terjadi di tempat
si pemberi argument. Fakta yang terjadi yang baik itu yang menjadi permasalahan
regional. Lebih baik lagi jika nasional ataupun internasional. Semakin luas
dampak dari fakta yang kita angkat maka semakin kuat itu dijadikan contoh
sebagai penguat argumen kita.
Setelah dasar hukum dan fakta nyata, kita mencari kalimat
sendiri untuk memperkuat argumen kita. Bisa hal positif yang akan dihasilkan,
Dampak negatif yang sedikit atau tidak ada, kelebihan lain dari yang kira –
kira bakalan dikeluarkan oleh tim lawan. Dalam Debat pendidikan, kita bukan
debat menjatuhkan lawan tetapi debat memperkuat, mempercayakan argument kita
kepada audience, dewan juri lebih bagus lagi sampai tim lawan mengakui argument
kita itu benar. Maka kita tinggal mengevaluasi pernyataan tim lawan dan
menyatakan bahwa tim lawan setuju dengan tim kita. Itu jadi point besar untuk
kita.
Debat biasanya terdiri dari 3 orang yang merupakan
pembicara 1 – 3. Pembicara 1 bertugas mengartikan terlebih dahulu mosi yang
akan diperdebatkan yang dapat disepakati oleh semua pihak (Pembicara 1 tim
Pro), jika pembicara 1 tim kontra lebih penegasan tidak setuju dengan mosi jika
pengertian mosi yang dijelaskan pembicara 1 tim Pro dapat disepakati. Jika
pengertian mosi tidak disepakati maka pembicara 1 tim Kontra menyanggah dan
memberikan penjelasan yang sebenarnya. Pembicara 2 hampir sama dengan pembicara
3, biasanya yang menjelaskan dasar hukum atau fakta ataupun hal lain yang
memperkuat argumen tim. Pembicara 3 biasanya ditambah menjelaskan argumen lain
atau solusi kenapa tim menyetujui / tidak menyetujui ataupun mengevaluasi
setiap kalimat yang keluar dari tim lawan yang bisa menjadi penguat tim kita.
Ini tugas yang biasa dipakai tiap pembicara pada kegiatan debat. Aturan Debat
di setiap lomba biasanya berbeda – beda. Kita harus beradaptasi dengan aturan
yang berlaku. Tapi aturan debat yang sebenarnya yaitu dari P1 Pro (Pembicara 1
tim Pro) ke P1 Kontra ke P2 Pro ke P2 Kontra ke P3 Pro ke P3 Kontra kemudian
kesimpulan dari tiap tim.
Struktur
argument / statements dalam debat itu biasanya terdiri dari “Pernyataan tim
Setuju/ Tidak Setuju > alasan > dasar hukum / yang menguatkan lainnya
seperti yang telah dijelaskan > Penegasan pernyataan tim Setuju / Tidak
Setuju”. Jadi diawali pernyataan Setuju/ Tidak Setuju kemudian diakhiri dengan
pernyataan itu kembali. Tidak terasa saya menjelaskan beberapa materi dalam
berdebat. Semoga dapat bermanfaat aamiin.. kita lanjutkan ceritanya.
Waktu itu saya menyiapkan materi sampai pagi. Saya tidur mungkin
beberapa menit sekedar menutup mata. Dan ternyata itu berlebihan dan salah yang
mengakibatkan tidak optimal saat pagi. Matahari terbit di langit Pangandaran,
tanda kita semua siap bertanding dengan siswa – siswi terpilih di Jawa Barat
lainnya. Dan berharap kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan lomba SMK tahun
kemarin tidak terulang. Kami bersiap – siap, memakai batik yang rapi dan
seragam bersama peserta lainnya dari Kab. Garut dari SD sampai SLTA. Kami
sebentar mengikuti acara pembukaan lomba, kemudian pergi menuju lokasi lomba,
SMKN 1 Pangandaran. Sampainya disana kami daftar ulang, disana yang kita injak
itu pasir, benar – benar masih pasir seperti di pantai tapi tumbuh pohon.
Halaman kelas itu pasir meski tidak semua. Setelah sedikit melihat – lihat,
kami memasuki kelas yang dijadikan tempat lomba. Kami sekilas membaca materi
debat, bagan pertandingan dll. Ternyata dari Garut melawan tuan rumah. Lawan
ini bukan yang harus ditakutkan tetapi oknum panitia yang mendukung tuan rumah
lah yang perlu diawasi. Jika audience dan semua yang melihat perdebatan kami
itu dengan jelas mengetahui argumen mana yang kuat maka itu yang akan menang.
Karena kami semua disini pastinya siap menang dan siap kalah.
Kami tampil sekitar pukul 11 siang. Kami menunggu dan waktunya
tiba. Waktu kami tampil berdebat. Saya memilih kocokan untuk memutuskan tim
Pro/Kontra kemudian saya kebagian menjadi tim Pro. Setelah itu tim lawan
mengambil lagi untuk mosi yang akan diperdebatkan. Ternyata keluar mosi “Dewan
ini menolak radikalisme dalam berdakwah”. Dari pihak dewan juri menyimpulkan
bahwa tim kami menyetujui radikalisme dan tim lawan menolak radikalisme.
Tentunya ini menyalahi aturan yang berlaku karena kita tinggal menggabungkan
saja kata – katanya jadi tim kami Pro terhadap dewan ini yang menolak
radikalisme dalam berdakwah dan tim lawan kontra terhadap dewan ini yang
menolak radikalisme alias setuju radikalisme. Sebenarnya mosi ini terasa berat
sebelah karena radikalisme sebenarnya sudah diputuskan dilarang. Setelah
beberapa menit saya berdebat dengan dewan juri, akhirnya dewan juri yang lain
datang dan menyimpulkan sesuai dengan pendapat saya. Kami pun berdebat dan
akhirnya kami menang melawan tuan rumah. Ada satu hal yang fatal dari tim lawan
yaitu membandingkan Qur’an dengan UUD yang mana ini sangatlah tidak boleh. Kami
berusaha dengan baik dan maksimal, hasil penilaian dari dewan juri ternyata
berbeda 1 point. Melihat pertandingan tim kami yang pertama rasanya agak
mengecewakan. Karena kami mencurigai dewan juri yang mengundi tim dan mosi
sehingga terjadi perdebatan kecil antara saya dengan dewan juri, ini seharusnya
dihindari. Kemudian dari nilai yang berbeda 1 point, tentunya ini menambah
kecurigaan kami bahwa dewan juri menjadi tidak suka terhadap tim kami. Meski
menang tapi hati merasa tidak tenang untuk melanjutkan lomba.
Setelah bertanding, kami istirahat shalat makan sambil
melihat peserta dari Garut lainnya yang sedang bertanding. Setelah itu, kami
kembali lagi ke lokasi pertandingan untuk melanjutkan perlombaan. Lawan
selanjutnya yaitu Kota Cimahi. Dengan juri yang sama kami langsung saja
mengundi mosi tanpa mengundi Pro / Kontra terlebih dahulu. Mengundi mosi pun
diambil oleh juri bukan peserta. Dan ternyata yang keluar adalah mosi yang sama
“Dewan ini menolak radikalisme dalam berdakwah”. Ini sungguh membunuh karakter
peserta khususnya tim kami yang sejak pertandingan pertama hampir terjadi
intrik. Salahnya saya waktu itu tidak protes secara kekeh terhadap keputusan
itu karena itu merupakan keputusan sepihak. Saya teringat kata – kata dari
rekan tim saya, intinya seperti ini “Biarkan mereka menzhalimi kita karena
nanti bakalan ada balasannya”. Setelah keputusan itu keluar maka saya tidak
banyak protes, kami mengikuti keinginan oknum yang mau menzhalimi kita. Kami berdebat
sampai ketika tim lawan mengeluarkan argumen yang fatal yang bisa kami balikan.
Sampai tim lawan menangis ketika berdebat. Saya ingat waktu itu, tim lawan yang
semuanya perempuan menangis dihadapan semua orang. Pengumuman pun diucapkan,
ternyata tim kami kalah. Meski memang kami harus siap menang dan siap kalah
jika prosesnya dipaksakan kalah maka tentunya kami tidak mau. Setelah berdebat
kami melaporkan kepada pembina. Pembina melaporkan kepada pihak panitia.
Hasilnya tidak bisa diganggu gugat, yang lebih menyakitkan waktu itu adalah
orang yang menjadi oknum dalam pertandingan kami jelas – jelas mengakui
kesalahannya. Ini sungguh merusak moral sebuah pertandingan. Bagaimana
Indonesia akan maju jika hal – hal seperti ini terus terjadi di sekitar kita. Ini
tanggung jawab kita semua. Jangan biarkan mereka yang berpotensi terabaikan dan
terkalahkan oleh mereka yang berpengaruh. Berpengaruh tetapi tidak berpotensi
bagaikan tong kosong nyaring bunyinya yang hasilnya sudah pasti dapat ditebak
yaitu kemungkinan besar Gagal.
Akhir dari kegiatan ini, kami bermain sepuasnya di
Pangandaran sebagai bentuk mengobati rasa menyesal dicurangi. Saya berharap
kecurangan yang terjadi dalam kegiatan ini tidak terulang oleh adik – adik
kelas saya. Saya yakin pasti akan bisa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar