Pernahkah kalian berfikir tentang apa yang terjadi dengan
Islam di dunia? Pernahkah kalian berfikir kenapa selalu Islam yang disalahkan
ketika ada peperangan dunia? Padahal Islam adalah agama yang sempurna yang
mengatur semua aspek kehidupan manusia di muka bumi ini. Kitab suci Al-Qur’an
menjadi pedoman hidup manusia dan juga isi dari Al-Qur’an telah terbukti secara
ilmiah dan fakta yang terjadi. Kenapa masih saja sekelompok manusia menutup
mata akan hal itu dan membuat kerusakan di muka bumi ini dengan mengatasnamakan
Islam sebagai dalangnya? Tidakkah kalian tau balasan apa yang akan kalian
dapatkan di akhirat nanti? Kali ini tim yours
akan mengulas Rahasia Dunia tentang Prediksi Nyata Timur Tengah.
Diantara
kalian pasti ada yang mengetahui sosok yang bernama Saddam Husein. Ya, beliau adalah pemimpin di negara Irak yang
berpengaruh di dunia. Kenapa tim yours
membawa namanya? Itu karena Saddam Husein pernah memberikan pernyataan mengenai
apa yang akan terjadi di Timur Tengah sesaat sebelum beliau dihukum mati. Awal
dari hukuman itu adalah dibuatnya fitnah besar oleh Amerika Serikat (AS) yang
menginvasi Irak dengan kode “Operasi Pembebasan Irak” pada tanggal 19 Maret
2003. Tujuan utamanya adalah untuk melucuti senjata pemusnah masal Irak, yang
sampai detik ini tuduhan tersebut tidak kunjung terbukti. Bahkan Tim Inspeksi
PBB yang diketuai oleh Hans Blix secara tegas telah menyatakan tidak menemukan
bukti bahwa Irak memiliki senjata pemusnah masal. Untuk
menjalankan misi ini, pada 18 Februari, AS telah mengirimkan 100.000 pasukan ke
Kuwait. Pasukan ini mendapatkan dukungan dari pasukan koalisi yang terdiri dari
lebih dari 20 negara dan Syiah Kurdi di Irak Utara.
Operasi Pembebasan Irak, yang sejatinya lebih tepat dikatakan sebagai ‘Operasi Pendudukan Irak’ ini menyisakan banyak sekali kejanggalan. Alasan AS untuk membebaskan rakyat Irak dari kediktatoran Saddam Husein sangat bertentangan dengan fakta di lapangan, di mana nama Saddam Hussein begitu dieluh-eluhkan oleh rakyat Irak, kecuali oleh suku Kurdi di utara Irak, yang berediologi Syiah. Invasi ini tidak lebih dari ketakutan berlebihan AS di bawah kepemimpinan Bush bahwa eksistensi Israel akan terancam jika Irak memiliki senjata atau peralatan tempur yang canggih. Kekhawatiran ini dipertegas dengan laporan intelijen Bush yang mengatakan bahwa Irak memiliki rudal dengan jarak jangkau 900 kilometer. Padahal setelah dicek langsung oleh Tim Inspeksi PBB, Irak hanya memiliki rudal yang mampu menjangkau sekitar 10 sampai 15 kilometer saja. Hasil laporan PBB inilah yang membuat Saddam Hussein menyatakan kepada dunia, “Mampukah rudal ini menembus Israel? Mampukah mencapai AS?”.
Akhirnya pada tanggal 9 April 2003, perang AS-Irak dinyatakan telah selesai dengan dikuasainya kota Bagdad oleh AS dan tertangkapnya Saddam Hussein. Saddam ditangkap dalam sebuah operasi bersandi ‘Red Dawn’ (Fajar Merah), yang melibatkan pasukan Divisi Infanteri IV Angkatan Darat AS dan satuan operasi khusus pasukan koalisi. Sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh Komandan Pasukan Koalisi Letnan Jenderal Ricardo Sanchez, data keberadaan Saddam Hussein diperoleh dari hasil penyelidikan intelijen dan keterangan para tahanan.
Dalam pemerintahan Irak yang baru pasca tumbangnya Saddam Hussein, Hakim Abdul Rauf Abdul Rahman, hakim keturunan Kurdi yang menggantikan Rizgar Amin yang sebelumnya telah mengundurkan diri, menjatuhkan hukuman mati (gantung) kepada mantan presiden Irak Saddam Hussein, dengan tuduhan telah melakukan pembunuhan terhadap 148 orang Syiah di wilayah Dujail. Keputusan ini pun disambut dengan teriakan takbir oleh Saddam Hussein, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Hidup rakyat Irak, hidup umat Islam, hancurlah para penjajah, hancurlah para pengkhianat.”
Saat ia berada di tiang gantungan, ia masih sempat mengirimkan pesan kepada para pemimpin Arab, “Amerika akan menggantung saya, dan kalian akan digantung oleh rakyat kalian sendiri. Saya hanya ingin umat ini dapat mengangkat kepalanya dan tidak tertunduk kepada Zionis. Untuk dapat menjadi pemimpin maka rakyat yang anda pimpin harus percaya bahwa anda adalah orang yang adil meskipun anda bersikap keras jika memang kondisi mengharuskan demikian. Jagalah rahasia orang, jangan ceritakan kepada orang lain, atau menggunakan rahasia seorang sahabat untuk menjatuhkannya. Percayalah kepada mereka yang tidak ragu untuk melakukan tugas-tugas berat yang seakan tampak di luar batas kemampuan mereka. Jangan memilih mereka yang hanya mau menjalankan tugas-tugas ringan di bawah kemampuan asli mereka.”
Kemudian Saddam Hussein melanjutkan, “Saya benar-benar menentang Zionis dan Amerika. Akan tetapi kesalahan saya adalah karena tidak begitu memahami pergerakan Islam dan persatuan antar kelompok-kelompok Islam, sebagaimana umat Islam juga tidak begitu memahami saya dan keinginan saya untuk merealisasikan proyek Islam yang sangat besar. Namun saat ini saya telah memahami hal itu, meskipun sudah terlambat, bahwa merekalah (umat Islam) satu-satunya yang mampu membungkam proyek Zionis, seandainya mereka benar-benar diberi kesempatan dan infrastruktur pendukungnya. Penyesalan selalu datang di akhir.”
Pernyataan Saddam Hussein bahwa para pemimpin Arab akan digantung (dibunuh, diperangi) oleh rakyatnya sendiri telah terbukti sejak tahun 2011, 8 tahun setelah invansi Amerika ke Irak tahun 2003. Api revolusi yang terjadi di Timur Tengah (Arab) yang lebih dikenal dengan sebutan ‘ar-Rabi’ al-Arabi’ (Arab Spring) telah berhasil menumbangkan para pemimpin Arab yang dianggap diktator, sebagaimana terjadi di Tunisia, Libya, Mesir, dan terakhir Suriah yang tidak kunjung usai. Saddam mengerti betul bagaimana siasat dan konspirasi Amerika dalam memecah-belah dunia Arab khususnya, dan dunia Islam secara umum, demi mengamankan hegemoninya di bidang politik, sosial, dan ekonomi.
Setelah banyak fitnah yang
dilancarkan kaum zionis dan sekutunya, kini pernahkah kalian berfikir tentang
ISIS? Ya, organisasi radikal yang mengatasnamakan Islam ini muncul yang membuat
Islam semakin terpurug di mata dunia. Lalu apa hubungannya dengan pernyataan
Saddam Husein? Entah ini kebetulan belaka ataupun memang benar adanya bahwa
ISIS muncul di negara – negara yang secara sengaja oleh Amerika di buatkan
fitnah sebelumnya. Irak dan Suriah, dimana Irak adalah pintu awal Amerika
melancarkan fitnahnya dan Suriah adalah negara yang bisa dipakai sebagai
landasan kepercayaan umat islam yang terpedaya oleh ISIS. Karena sesuai dengan
hadist Nabi bahwa di akhir zaman nanti Islam akan berjaya dan bermula di tanah
syam atau secara geografis berada di Suriah. Ini semua menguatkan bahwa ISIS
memang bentukan Amerika untuk melakukan fitnah besarnya terhadap Islam sehingga
Islam dipandang buruk dimata dunia. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Dengan
buruknya Islam di mata dunia, maka setiap kerusakan ataupun penyerangan yang
dilakukan di dunia akan dengan mudah menyalahkan Islam sebagai otaknya. Kita
sebagai warga biasa akan lebih sulit dalam membedakan berita fakta dengan
berita yang dibuat seakan – akan fakta. Pemberitaan global dapat mengubah
pikiran warga dunia. Selain itu, media lain seperti film, games, gadget dan
semua hal yang kita pakai menambah kepercayaan warga dunia. Kita sudah sangat
sering menonton film dengan pahlawannya dari Amerika yang melawan musuh
teroris. Kita sudah sangat sering bermain games dengan Amerika sebagai tentara
terkuat, terbaik yang dapat menumpas semua musuh. Dan yang lebih ironis lagi
adalah ketika kehidupan kita sudah tidak bisa terlepas dari mereka yang dapat
membuat fitnah dengan leluasa. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika semua
ini benar ada disekitar kita? Penulis hanya bisa memberikan saran agar kita
tetap berpegang teguh terhadap kitab suci Al-Qur’an sebagai kitab pedoman
kehidupan manusia dan janganlah cepat percaya dengan semua informasi yang
diberikan termasuk info ini, tetapi kalian semua harus dapat mencari tahu
kebenarannya.
Daftar Pustaka | (YM) Yes Muslim
!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar