Kamis, 24 Mei 2012

cerpen


SAHABAT SEKOLAH
Di sebuah desa kecil yang jauh dari kepadatan kota,hidup satu keluarga miskin yang terdiri dari seorang anak dan kedua orang tua yang bekerja serabutan.Orang tua ini tidak dapat menyekolahkan,memberi tempat tinggal yang layak,bahkan untuk makan saja susah.
Anak itu bernama ”Gani” ,ia mempunyai teman dari kota yang bernama “Yudha”.Ia memang anak baik ia mau berteman dengan Gani yang seorang pemulung di kota,sedangkan ayahnya seorang anggota dewan.
Pada suatu hari Yudha mengobrol dengan Gani saat Yudha hendak pulang ke rumahnya,”dha,gimana ya supaya saya bisa sekolah?sedangkan orang tuaku tak mampu.”Tanya Gani ke yudha.
Yudha pun terketuk hatinya.Karena ia pintar di sekolahnya,ia berinisiatif untuk mengajar Gani dan memberi ia 1 pensil juga penghapus dan buku bekas ia punya.jawab Yudha“begini saja,saya punya alat tulis dan buku yang tak terpakai yang akan jadi modal kamu untuk sekolah.nih saya berikan.”segeralah Yudha membawa alat tulis juga bukunya dari tas.
Sudah beberapa lama Yudha mengajar Gani,tapi Karena keinginan Gani untuk sekolah.Ia mengikuti Yudha ke sekolah,”Oh…disini tempat Yudha sekolah.”ujar Gani”wah itu ada jendela terbuka tuh.Saya harus hati-hati nih supaya tidak ada yang tahu.”Gani pun belajar di jendela sambil tengok kiri tengok kanan supaya tidak ada yang melihatnya.Saat Gani menulis,seorang guru melihatnya dan menghampirinya.Gani pun terkejut dan menceritakan semuanya.
”Hey dek,sedang apa kamu di sana?”Tanya guru sambil menghampirinya.
”Maaf bu saya tidak tahu dan saya cuma ingin sekolah,tapi orang tua saya tak sanggup,bu.”jawab Gani sambil menunduk ke bawah.
“O…begitu,nanti besok kamu kesini ya!tuh nanti kamu masuk ke sana.”jawab guru itu sambil menunjuk ke arah ruangan.
Pada kesokan harinya,Gani datang lagi dan masuk ke ruangan yang ditunjuk guru itu kemarin.”assalamu’alaikum.”Gani beri salam saat masuk ke ruangan itu karena ada guru yang kemarin itu.”mu’alaikum salam.kesini dek”disana pun guru itu memberi tahu Gani bahwa ia di beri beasiswa,karena Gani diberi beasiswa guru itu memberi perlengkapan sekolah pada Gani.
Gani pun menceritakan semuanya kepada orang tuanya.Mereka mengizinkan Gani untuk sekolah,tapi ia tidak di beri bekal.Jadi,Gani memulung setiap hari untuk membekali dirinya saat sekolah.
Gani belajar di kelas 2,pada saat itu juga Yudha kelas 2 jadi ia sekelas dengan Yudha.Gani di sekolah pintar,cekatan dan jujur. Saat akhir semester, Biasanya Yudha yang selalu ranking 1,tapi Ganilah yang jadi ranking 1 dan Yudha kedua,dari itu Yudha sedikit-sedikit menjauhi Gani sampai ia pindah sekolah saat ia kelas 5 naik ke kelas 6.”Kenapa Yudha seperti menjauhiku sampai ia pindah sekolah?padahal saya telah ditolong oleh dia?”Pikir Gani.
Gani pun besar,ia jadi mahasiswa di sebuah kampus kecil dan mengambil jurusan elektro.Karena ia pintar dan ulet,ia di beri beasiswa dan ia membuat usaha kecil-kecilan.Itulah hasil mulungya setiap pulang dan pergi ke kampus.Saat itu,ia selalu berkunjung ke rumah orang tuanya ketika libur.Di suatu hari orang tuanya meninggal saat mau menebang pohon dan Gani pun hidup sebatang kara.Padahal saat itu usahanya mulai berkembang.
Gani selalu sabar dan Gani pun teringat Yudha”Saya hidup hanya sebatang kara”ujar Gani seperti putus asa”oh Yudha,ia Yudha.Saya akan ke rumahnya,mungkin ia tahu saya.”Ketika itu juga ia pergi mengunjunginya.Ia lupa-lupa ingat karena terakhir ia mengunjunginya saat ia SD.
Saat tiba,ternyata ayahnya yang seorang dewan itu korupsi dan rumahnya pun disita.Yudha dan keluarganya pun tak ada.Gani pun sedih dan melanjutkan usahanya dengan baik.Beberapa tahun kemudian,usaha Gani lancar bahkan ia mempunyai shoroom elektronik sendiri.Ia pun banyak membeli barang elektronik.
Saat ia hendak membuang sampah bekas elektroniknya,ia melihat seorang pemulung.Ia pun teringat masa lalunya.Gani menghampirinya dan dilihatnya itu adalah Yudha,sahabat paling dekatnya.
”Yudha!,beruntunglah saya bertemu dengan kau”sapa Gani.
”oh saya malu,maaf saya telah menjauhimu”jawab Yudha.
Gani pun memeluknya dan mengajaknya untuk bekerja denganya.”maukah kau bekerja denganku?”ajakan Gani.
”apakah tidak apa-apa saya bekerja denganmu yang sekarang jadi pengusaha sukses ini?”tanya Yudha.
”ya tidak lah teman,kau kan sahabatku.”jawab Gani.sejak saat itu mereka hidup rukun & berdampingan,itulah teman sejati.



Created by Fauzan N




Mencari WC
10858_1140992856157_1567518838_30346417_1570474_n.jpg          Cerpen Diman seorang anak sekolahan yang kutu buku bahkan orangnya itu polos.Dulu saat dia masih kecil dia memang berprestasi saat dia mulai tumbuh menjadi seorang remaja yang tampan,prestasi dia pun lama-lama luntur.Mungkin karena dia merasa harus berubah dan mencari seseorang yang membuat nyaman dirinya mungkin juga karena saingan dikelasnya itu banyak sehingga dia mulai terkalahkan  karena Diman masuk ke kelas unggulan dan lain sebagainya. sampai dia bertemu seorang wanita yang selalu nyaman saat ada disampingnya.Ia pun dekat dan menjadi temen dekat wanita tersebut,meski diam-diam.Dia juga berfikir kalau disekolahnya punya temen dekat maka ia akan ada motivasi untuk belajar dan menjadi lebih baik.
            Dalam cerita ini ada suatu kejadian saat dia belajar di kelasnya dia merasa bosan dan ingin keluar kelas.bel berbunyi tanda jam pelajaran pun habis saat guru keluar untuk pergi mengajar ke kelas lain,dia mengajak temannya bernama Fathur untuk izin keluar kelas.Disaat guru tidak ada,Diman pun berbicara pada temannya itu
               “thur,yuk kita ke WC?.” Tanya Diman pada temannya itu saat di kelas.
              “Mau apa?.”temannya bertanya balik bertanya pada Diman.
              “Kebelet nich.”jawab Diman sambil menarik tangan Fathur,temannya itu  ke arah pintu keluar
               “Yuk,izin dulu tuh ke KM!”suruh fathur sambil menunjuk ke arah KM
              “Udah,yuk cepet.”jawab Diman sambil menarik tangan fathur
              “Ya.”jawab fathur sambil melepaskan tangan dari Diman
                        Setelah dia berbicara sedikit dengan temannya itu,Diman sebelumnya sudah berbicara ke KM kelas untuk izin permisi keluar mau ke WC.Kmnya pun mengijinkan sambil berbicara dengan tidak fokus karena sedang mengobrol dengan teman sebangkunya itu.Saat berada didepan tangga turun,Diman berkata
              “thur,maunya lurus pengen liat tapi…”Fathur memotong pembicaraan.
              “Lurus aja yuk,lewat tangga sana nanti datang dari tangga bawah WC.”fathur memotong pembicaraan sambil tertawa,karena fathur sudah tau keinginan Diman.
              “Oh…bagus juga tuh.”menjawab dengan refleks sambil tertawa.
Fathur dan Diman pun berjalan ke WC lewat tangga dekat kelas teman deket Diman yang buat Diman  nyaman agar Diman dapat melihat suasana di kelas temen dekatnya itu.Mereka pun pergi,sesampainya di dekat kelas temen deketnya itu, Diman pun melihat dan tepatnya pintu kelasnya itu terbuka tapi apa yang di inginkan tidak ada.Diman dan Fathir pun pergi melanjutkan perjalanan.
              “yuk man gak ada ya”bicara Fathur meneruskan perjalanan sambil liat-liat ke kelas temen dekat Diman tersebut.
              “yuk,ga ada orangnya”jawab Diman meneruskan perjalanan ke arah tangga
Saat Fathir dan Diman berada di bawah,mereka melihat orang tua yang sedang mengobrol di jalur menuju WC.Mereka pun bicara tuk balik lagi
              “Balik lagi yuk,lama nih.tanganku kotor lagi tadi kirain gak kotor dindingnya,sial lagi ahk ”ajak Diman ke Fathur
              “yuk,ehk..man bukanya tadi kamu kebelet mau kencing?kenapa sekarang gak?heehe...kamu tuh banyolis’ya”tanya Fathur dengan menepuk punggung Diman sambil tertawa.
              “ehk...iya salah siapa ya?heehe salah yang ngetik atau yang bacaini?kayaknya salah yang ngetik nihh,soalnya ga fokus ngetiknya,udah lewat aja.yuk kita balik lagi heehe...”jawab Diman sambil tertawa.
Sesaat sesudah mereka berjalan kembali,mereka pun bertemu dengan teman dekatnya Diman dan Diman pun sejenak terdiam sambil senyum kepada teman dekatnya itu.
              “ekhem batuk nyindir..heehe man itu bukan yang kamu cari?”dengan berpura-pura batuk sambil memberi tahu Diman.
              “mana?bukan itukan pegawai sekolah yang suka bersih-bersih”sambil menertawakan Fathur.
              “Bukan yang itu upil negro heehe susah banget heehe tuhh datang.”sambil memberi tahu Diman ke arah teman dekatnya itu.
              “ehk..jangan sambil ngeledek gitu dong buntelan kentut,ehk...udah diem” sambil senyum ke teman dekat Diman itu.
Setelah mereka lewat,mereka pun berlari sambil becanda di sepanjang jalan.mereka pun berlari menuju WC lewat jalan lain,tetapi sesampainya disana semua WC dipakai dan mereka pun pergi lagi menuju keran air yang di depan kelas yang ada di bawah.
              “Ahk..thur WC nya dipakai,ke keran air depan kelas yang di bawah aja yuk”
              “Man,kan ini intinya dari kisah nyata kenapa kayak ga nyambung?kan kamu tadi kebelet mau kencing,sekarang malah mau ke keran air.Mau kencing disana atau mau cuci tangan?”tanya Fathur yang polos pada Diman yang aneh.
              “ohh..udah ga mau kencing lagi,sekarang mau bersihin tangan tadi kan kotor yuk ahk”sambil tertawa dengan keadaanya.
              “ohh...jangan sering nahan kencing ga baik,ada yang meninggal akibat nahan kencing di luar negeri juga”fathur memberi tahu Diman.
              “emh...massa?”tanya tidak percaya.
              “ehk.. di bilangin,bener ada”meyakinkan Diman.
              “bener?kalau gitu cepet-cepet yuk”terkejut dengan perkataan Fathur.
              “nah gitu percaya,kenapa keluar WC?mau kemana?”tanya Fathur kepada Diman yang aneh.
              “oh..ya mau cuci tangan lah ini kotor udah mau kering,kalau soal kencing udah terlanjur heehe”jawab Diman yang menipu termasuk penulis cerita ini tertipu oleh sikap Diman tadi.
Mereka pun bergegas pergi menuju tempat yang dibicarakan tadi,yaitu tempat adanya keran air.tetapi saat turun ternyata ada guru yang datang,dengan itu mereka pun terkejut dan bercakap-cakap.
              “thur,ada penjaga datang.”Diman terkejut.
              “Kenapa takut kalau niatnya bener?”jawab Fathur.
              “iya niat awal sih bener,tapi sekarang beda lagi malah jadi banyak bercanda kayak cerpen ini ga jauh beda.”jawab Diman.
              “ohh...kalau begitu sekarang kembali lagi ke yang bener.biar penjaga itu ga marah juga para pembaca yang membaca cerpen ini.”
              “Tuh kan kamu mulai ga bener lagi,kita pura-pura ga sedang meragain cerita ini.Nanti keburu penjaga itu datang.”jawab Diman.
              “ohh...siip,ya kita mulai serius.”jawab Fathur dan diam sejenak.
              “Man,ada penjaga tuh kita bersikap biasaya kalau tanya bilang jujur aja mau cuci tangan.”fathur meneruskan perkataan sebelumnya.
              “iya,salam ga nih?”tanya Diman pada Fathur.
              “Salam aja,biar ga terlalu curiga heehe.”jawab Fathur.
Mereka pun salam pada penjaga tersebut dan mereka diberikan beberapa pertanyaan.
              “kalian kenapa ada diluar?”tanya penjaga tersebut.
              “kami permisi mau cuci tangan.”jawab Fathur dan Diman.
              “kenapa kesini?di WC juga bisa.”tanya lagi penjaga.
              “Di WC penuh pak,jadi kami kesini.”jawab lagi Fathur dan Diman.
              “Oh...ya tapi cepet-cepet kembali lagi ya.”suruh penjaga.
              “Siapp pak.”sambil tertawa-tawa karena niatnya bertanya “siapa?” mereka pun menghiraukan suruhan penjaga tersebut.Dan melanjutkan tujuannya itu.
Setelah beberapa saat kemudian,sesudahnya mereka mencuci tangan.Mereka kembali lagi ke kelasnya lewat jalan yang sama.disana mereka bertemu dengan teman sekelasnya yang habis beli makanan di kantin padahal semuanya sedang belajar,salah satu temannya membeli minuman.
              “Hey,habis darimana?”tanya Diman pada kedua temannya yang lewat didepanya.
              “Baru dari kantin,jenuh di kelas melulu.harus ada santainya ya.”jawab kedua teman Diman dan Fathur.
              “kenapa pada beli makanan?”tanya Fathur pada kedua temannya itu dengan suara menyalahkan mereka.
              “Iya,kenapa malah beli makanan?”Diman mendukung Fathur.
              “Duh haus lagi nih,mintalah heehe.”Diman minta minuman yang dibeli salah satu temannya itu.Tetapi waktunya salah karena penjaga yang tadi yang menyuruh Fathur dan Diman datang lagi dari atas untuk kembali ke ruangannya.
              “Man,ada penjaga yang tadi.”Fathur mengingatkan.
              “Mana?”Diman bertanya,tetapi penjaga tersebut telah melihatnya meminum minuman dan menghampirinya.
              “Hey,anak-anak kenapa kalian minum padahal belum waktunya?”tegur penjaga tersebut.
              “Ini punya dia pak.”sambil menunjuk ke arah temannya yang membeli minuman tersebut.
`             “Bukan pak,dia nuduh aja.Minumannya juga ada di tangannya pak.”salah satu temannya itu mengelak dan menuduh bahwa Diman lah yang membelinya.dan kedua teman Fathur dan Diman pun langsung pergi seperti tidak punya salah.Diman dan Fathur tetap diam,juga Diman dimarahi oleh penjaga tersebut.
              “Kamu belum waktunya sudah minum.”marah penjaga tersebut dengan suara keras.
              “Bukan saya pak tuh mereka pada kabur,karena mereka pak pelakunya”Diman memotong sambil menunjuk ke arah kedua teman Diman tadi. Saat itu juga penjaga itu melihat ke belakang dan dengan sigap Diman dan Fathur pun berlari untuk menghindari penjaga tersebut.

Mohon maaf sebelumnya atas kesamaan nama,tempat  dan lain-lain
Cerpen ini menggunakan inti cerita dari kisah nyata tetapi hal lainya hanya karangan fiktif belaka,semoga menjadi contoh dan tentunya berguna bagi pembaca dan pemakai blog ini


Karya Fauzan N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar